Cakalele Alifuru
Dalam tarian ini semua penari badannya disapu hitam, ini menandakan tarian ini adalah khas dari Kakehan Alifuru. Tarian ini dipimpin oleh dua orang kapitan yaitu kapitan muka oleh kapitan Souhuwat (Lamote) dan kapitan belakang adalah Kapitan Keiluhu. Kapitan memakai salawaku dan Tombak, sedangkan Malesi dan anak buahnya parang dan salawaku. Tarian ini hanya terdiri dari Soa Lapaut saja. Pada betis tangan para kapitan, dipasang bulu burung kaswari. Ini mengenangkan Ina/Ibu Lounusa Usalou. Ibu dari Timanole, Simanole dan Silaloi yang berasal dari bangsa Kakehan Alifuru. Bangsa Kakehan mempunyai binatang anda-lan, adalah burung kaswari. Didalam tari ini juga terdapat ibu dan anak-anak. Ibu dan anak-anak melambangkan satu kegembiraan bangsa Kakehan/Alifuru dalam menyambut laskar-laskarnya pulang dari peperangan membawa kemenangan atau kekalahan, itu sudah menjadi tugas mereka secara rutin. Dalam tari, mereka mengekspresikan parang dan salawaku, menandakan kelincahan dalam menghadapi musuh. Tari ini berakhir dengan tari mako-mako atau maro. Mako-mako atau maro, adalah satu permainan bangsa Kakehan (Alifuru) setelah pulang perang membawa kemenangan dan juga dalam acara-acara kegembiraan lainnya. Tari cakalele dan maro (mako-mako) ini masih dipertahankan di Negeri Hutumuri sebagai anak-anak keturunan dari bangsa Kakehan (Alifuru) sampai hari ini.
Alunan Tifa dan Gong Alunan Tifa dan gong Kakehan (Alifuru) berbeda dengan alunan tifa dari kelompok-kelompok yang lain. Dalam perang, alunan tifa dan gong untuk menyemangati para laskar-laskar pejuang.