Jepang mendarat di Tual secara mengejutkan pada 30 Juli 1942, bersamaan waktunya dengan pendaratan Jepang di Dobo, Larat, dan Saumlaki. Menurut seorang narasumber Belanda, Asisten Residen J. Veeken, Jepang datang atas undangan orang-orang dari kampung Langiar Fer di Pulau Kei Besar. Pemerintah Belanda menghukum mati Wakil Raja Langiar Fer, Haji Abdul Manaf, dan seorang warganya yang bernama Abubakar karena menolak membayar pajak. Warga Langiar Fer menjadi marah atas tindakan Pemerintah Belanda yang dinilai terlampau kejam, dan memutuskan untuk membayar pajak kepada Jepang sekaligus meminta mereka untuk datang ke Kepulauan Kei. Sejak pendaratan itulah Letfoan Menjadi salah satu pertahanan dan dibangunnya sebuah Landasan Udara. Pada Catatan Perang Udara Pasific tepat hari Jumat 8 Sepptember 1944 Sekutu Mengirimkan Pesawat temput dan membombardir Langgur, Faan Letfoan dan Tual..sejak kekalahan Jepang dan Kemerdekaan RI pada 17 agustus 1945 Lokasi Bekas Pertahanan Jepang digunakan kembali oleh ABRI saat ini TNI guna Membantu Operasi TRIKORA Perebutan Irian Barat. Maka dibentuklah satuan tempur 1 Pangkalan Udara Parikesit di Morotai, Antareja di Amahei,Aswatama di Patimura Ambon dan WISANGGENI pangkalan Udara Letvuan Pada 15 Mei 1959,dimulailah pekerjaan pembukaan lapangan terbang Letfuan Tanggal 15 April 1961 dilakukan uji coba pendaratan pertama di lapangan terbang Letfuan menggunakan pesawat C-47 Dakota dengan penerbang Letnan Udara 1 (LU. I) Hamzana dengan hasil baik. Sejarah mencatat salah satu Pilot meninggal di Lapangan Udara Letfuan yakni Kapten Udara Gunadi Meninggal Karena Pesawatnya gagal Tinggal landas dan Disaksikan oleh Panglima mandala Meyjend Suharto. Penasaran dengan jejak sejarah Jepang dan Sisa Perasi Trikora ? Kunjungi Bangker Rahan Jepang dan Bekas Lapte.